Dari pedatiweg sampai Bragaweg.
Jalan Braga mungkin inilah salah satu nama jalan yang paling legendaris di Kota Bandung,namanya sudah sangat akrab di telinga para wisatawan yang akan berkunjung ke kota kembang ini.
Jalan Braga bisa di kategorikan sebagai kawasan heritage area di Bandung seperti layaknya kawasan Kota Tua Jakarta,Kota Lama Semarang dan Jalan Ijen Malang.
Di sepanjang braga kita akan menyaksikan bangungan-bangunan tua nan anggung dan bernilai arsitektur tinggi peninggalan masa-masa kejayaan Bragaweg pada masa itu.
Saat ini mayoritas bangunan-bangunan tua tersebut tetap berfungsi sebagai pertokoan seperti halnya braga pada masa lalu yang di kenal sebagai kawasan komersial dan hiburan.
(Salah Satu Bangunan Tua yang berfungsi sebagai Mall)
Pada mulanya sekitar jalan Braga hanya sebuah jalan sempit,sunyi dan becek di depan kawasan permukiman sehingga orang-orang menyebut kawasan Braga masa itu dengan sebutan "Jalan Culik" karena kawasan tersebut cukup rawan akan tindak kejahatan.
Sekitar tahun 1900 yang asal mulanya di kenal sebagai jalan culik,orang-orang mulai menyebut kawasan tersebut dengan sebutan "Pedatiweg" atau jalan pedati di sebut demikian karena pada masa itu jalan braga di lewati oleh pedati yang mengangkut hasil bumi dan pertanian.
Memasuki era tahun 1920-1930 merupakan masa kejayaan jalan Braga, dari yang awalnya hanya sebuah jalan sempit braga mulai menata diri menjadi kawasan paling prestisius ketika para pengusaha Belanda merubah daerah yang gelap dan sunyi ini menjadi arena pusat perbelanjaan dan hiburan di tandai dengan dibukanya berbagai toko fashion,restoran dan bar tempat para tuan-tuan dan nyonya-nyonya Eropa melepaskan penat dari rutinitas dengan menghabiskan uang mereka.
Salah satu toko yang paling terkenal adalah toko Onderling Belang.
(Jalan Braga tahun 1920 sumber Wikipedia)
Dari Jalan Braga pula lah Bandung di kenal dengan pusat mode di Hindia - Belanda dan Asia Tenggara dari sanalah lahir sebutan "Parij Van Java".
Dibangunnya gedung Societeit Concordia yang digunakan untuk pertemuan para warga Bandung khususnya kalangan tuan-tuan hartawan, Hotel Savoy Homann,gedung perkantoran dan lain-lain di beberapa blok di sekitar jalan ini juga meningkatkan kemasyhuran dan keramaian jalan ini.
(Jalan Braga era 1930-an sumber Wikipedia)
Berkembangnya Jalan Braga dalam sisi positif dengan menjadi kawasan pertumbuhan ekonomi di Kota Bandung saat itu,berjalan beriringan pula dengan sisi negatifnya.Selain dikenal sebagai pusat perbelanjaan dan hiburan,jalan braga juga sangat di kenal sebagai kawasan "lampu merah" atau kawasan remang-remang.
Sehingga perhimpunan masyarakat warga Bandung saat itu membuat selebaran dan pengumuman agar "Para Tuan-tuan Turis sebaiknya tidak mengunjungi Bandung apabila tidak membawa istri atau meninggalkan istri di rumah".
(Toko Buku Djawa salah satu bangunan tua di Braga)
Di sepanjang jalan Braga juga kita dapat menemukan beragam toko souvenir,benda antik dan lukisan yang kita bisa dapat dengan harga murah asal pintar menawar.
(Penjual lukisan di sepanjang jalan Braga)
Masih tetap menjadi kawasan perbelanjaan dan hiburan di tempat ini kita masih bisa menemukan berbagai macam toko,restoran dan bar.Kita juga masih bisa menikmati bangunan tua dan cantik peninggalan masa lampau sehingga braga masih banyak di kunjungi oleh para wisatawan yang ingin menikmati sensasi "jaman doeloe".
Kawasan ini juga merupakan tempat favorit untuk mengambil foto tak jarang juga di gunakan para calon pasangan untuk melakukan prawedding foto.
Anda tertarik??
Kunjungilah Braga di waktu senggang anda ketika berada di Bandung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar